Kamis, 30 Mei 2013

menyesal

dulu, aq punya pacar.. pacar pertama, namanya "D"
dia jahat kali. aq benci sm dia, dia memang cowok gak tau malu, gak tau diuntung. aq bodoh kali soal cinta waktu itu, dia menipu ku habis-habisan.
nembak semua cewek digerejaku dibelakangku..
karna kami backstreet, jadi gak ad org yg tau,
padahal mukak dia jeleknya minta ampu, macam monyet!!!
apalagi mulutnya itu besar lebar macam buaya..
memang busuk kali hatimu itu yaa..
sampek sekarang benciku sm mu susah kali hilangnya.. ill feel liat kau
kau dah kusumpahi !!!
ga akan ada cewek yg mau sma kau!! semua cewek bakalan nyesal kenal sm kau.,
ingat masih ad hukum alam.
adekmu yg cewek juga ada. mudah-mudahan adekmu ngerasain apa yg kurasain ini..
mukak kau lah, benci kali aq!! monyetlah kau :/

Senin, 27 Mei 2013

puisi sengsara kota yang dasyat



Sengsara Kota Yang Dasyat
Karya : Ira Novita Situmorang

Sungguh pudar emas itu
Batu-batu suci terbuang disudut-sudut jalan
Anak-anak yang berharga dianggap belanga-belanga pecah
Anak-anak mengemis roti dan tak satupun memberi
Lidah bayi-bayi melekat pada langit-langit karena hausnya

Dulunya makan sambil duduk layaknya raja
Sekarang mati terkapar di jalan-jalan
Yang biasa duduk diatas bantalan-bantalan berbulu
Sekarang terbaring ditimbunan sampah-sampah busuk

Kedurjanaan kota itu melebihi kota Sodom
Pemimpin-pemimpin munafik lebih bersih dari salju lebih putih dari susu
Tubuhnya dihiasi batu-batu saphira
Sekarang rupa mereka lebih hitam daripada jelaga
Mereka tak dikenal dijalan-jalankulit mereka menyatu pada tulang-tulang
Mengering seperti kayu

Lebih bahagia mereka yang gugur karena pedang daripada mereka yang tewas karena lapar
Tuhan telah melepaskan segenap amarahNya, mencurahkan murkaNya yang menyala-nyala
Mereka berlari seperti orang buta dijalan-jalan kota
Dicemari darah dan dosa
Tuhan tak mau lagi memandang mereka
Karena merekalah yang memilihnya
Memilih untuk berkhianat pada Tuhan, memilih dunia daripada surga
Tuhan telah turun tangan hingga mereka merasakan neraka dunia
Begitulah kota yang menderita sengsara dan tersiksa

Rabu, 22 Mei 2013

contoh cerpen



Cinta 101 kg

Karya : Ira Novita Situmorang


London yang begitu indah harus ditinggalkan Momo dan keluarganya untuk pindah dan menetap di Indonesia, tepatnya dikota Yogyakarta. Tak lupa Momo membawa cemilan sebanyak satu kantungan plastik berukuran jumbo, sekotak susu coklat, buah-buahan, sejenis coklat dan permen-permen ala Inggris. Papa dan Mama Momo adalah pembisnis sukses yang telah berhasil menanam saham perusahaan terbesar di Indonesia. Anak semata wayang keluarga Bintaro ini telah dibesarkan selama 17 tahun di Inggris, namun tak lupa keluarganya memberi Momo les tambahan Bahasa Indonesia agar apabila mereka kembali ke tanah kelahiran bahasa ibu tidak kewalahan lagi. Sesampainya dirumah mewah yang telah dibeli oleh Papanya, Momo langsung dibantu oleh tiga orang pembantunya yaitu Mbok Inem, Paijon, dan Mas Ngul untuk mengangkati barang-barang yang berada di bagasi mobilnya. Mamanya memberi nama Momo sebab dari kecil ia sangat gendut dan imut-imut. Sampai sekarang ukuran badannya tetap saja gendut. Cewek dengan berat badan 101 kg ini memiliki sifat yang baik, suka menolong dan peduli terhadap orang yang kesusahan. Namun, sayangnya ia mudah terpengaruh dan gampang ditipuin. Besok Momo akan bertemu dengan teman-teman barunya di SMA Negeri 3 Yogyakarta, dan segala sesuatu untuk menghadapi hari esok telah dipersiapkan. Terlihat penuh isi tas Momo dengan cemilan dan coklat-coklat dari Inggris. Papa dan Mamanya sudah tak tau lagi bagaimana mereka melarang Momo agar mengurangi porsi makan dan cemilannya, sebab terlalu banyak makan juga dapat menimbulkan berbagai penyakit. Momo hanya diam saja ketika orangtuanya menasehatinya karena setiap hari itu-itu saja perkataan yang keluar dari mulut mereka. Kasih sayang dari orangtuanya sangat kurang dirasakan oleh Momo karena mereka pergi pagi pulang juga pagi. Momo selalu merasa kesepian dan membutuhkan perhatian lebih sebagai seorang anak.
Setibanya di sekolah baru, Momo memasuki kelas barunya di kelas 2 IPS 1. Momo lebih memilih jurusan IPS sebab ia nantinya ingin menjadi seorang manager. Saat Momo dipersilahkan masuk, kelas yang semula tenang kini menjadi hiruk pikuk dan kedengaran bisikan-bisikan kecil dan cekikikan. Momo sudah dapat menebak apa yang mereka bicarakan, sudah pasti mereka menertawai ukuran tubuh Momo yang sangat besar, tak cocok untuk ukuran anak sebayanya. Ibu Rita yang pada saat itu mengajar bahasa Inggris mempersilahkan Momo masuk kedalam kelas untuk memperkenalkan diri terlebih dulu.
“Tolong kamu perkenalkan diri terlebih dahulu kepada teman-teman di kelas ini”, kata Bu Rita
“Baik bu, teman-teman, perkenalkan nama saya Monica Graciela Bintaro. Panggil saja Momo. Saya berasal dari London, Inggris dan pindah ke Indonesia karena pekerjaan orangtua saya. Saya aslinya Indonesia juga teman-teman”, seru Momo sambil memberikan senyum
“Kok dari Inggris gendut amat sih”, kata seorang teman kelasnya sambil tertawa-tawa. Seluruh isi kelas menertawai Momo, tapi tak membuatnya berkecil hati apalagi tersinggung.
“Sudah, sudah anak-anak. Kalian tidak boleh mengejek Momo. Momo, silahkan kamu duduk di pojok kanan ya, dekat Selva”, ujar Bu Rita seraya mengantarkan Momo ketempat duduknya.
“Baiklah anak-anak, ada rapat mendadak guru-guru saat ini, jadi ibu tidak bisa melanjutkan pelajaran. Ibu harap tidak ada yang ribut, kerjakan latihan halaman 6. Kalau tidak mengerti artinya, cari di kamus. Bisa ibu tinggal kan?”, tanya Bu Rita
“Bisa Bu...”, jawab siswa-siswi serempak
“Baiklah, selamat pagi”, ucap Bu Rita sambil pergi meninggalkan kelas.
Dari sudut Momo memperhatikan orang-orang yang ada dalam kelas satu persatu. Mereka sangat cantik-cantik dengan body layaknya seorang model, putih dan rambutnya hitam panjang. Berbeda dengan dirinya yang gendut, keriting, untung saja wajahnya sedikit manis, kalau tidak bisa-bisa Momo menjadi bakpau teman-temannya setiap hari. Teman sebangku Momo baik hati dan tidak suka mengejek, ia juga bersikap dewasa dan tidak memilah-milih teman. Siapa saja ia temani, Selva namanya. Tapi, didalam kelas terdapat kelompok-kelompok pembeda, yang kaya, cantik, dan fashionable. Nama geng itu adalah Cantique dengan ketuanya Renata dan dua anak buahnya Felisa dan Andine. Mereka mejadi primadona disekolah itu dengan gaya dan kecantikan tiada tanding. Sebenarnya mereka saja yang ngaku-ngaku paling cantik disekolah, walaupun masih banyak yang lebih cantik. Kalaupun ada yang lebih cantik, pasti geng Cantique segera melabrak dan membuat kapok cewek cantik itu sehingga tak tahan dan keluar dari sekolah itu. Begitulah sekolah yang diduduki Momo, aneh tapi nyata. Mereka bukannya mengejar ilmu malah mencari ketenaran. Tapi, semua sudah terlanjur dan Momo harus menjalaninya dengan semangat.
Saat disekolah, Selva mengenalkan Ferdi sekelasnya juga teman baiknya kepada Momo. Ferdi merasa senang dengan Momo sebab Momo itu imut-imut dan membuat gemes setiap orang yang melihatnya. Pipinya yang tebal seperti bakapo itu ingin sekali dicubit dan diremas-remas oleh Ferdi, tapi hanya senyum ramah yang dapat diberikannya kepada Momo seraya ia mengulurkan tangan untuk berkenalan.
“Kamu kenapa balik lagi ke Indonesia, Mo?”, tanya Ferdi
“Orangtua aku punya saham disini, trus dikembangkan deh. Mereka dulunya di London juga punya bisnis, tapi ditinggalin karena teman Papaku buat masalah yang bikin perusahaan Papa pailit”, jawab Momo dengan nada sedih
“Oh, gitu. Sabar ya Mo... bersyukur aja sama Tuhan, mungkin ini jalan yang tebaik buat keluarga kamu”,hibur Ferdi
“Iya Mo, lagian orangtua kamu kan ada bisnis lagi disini, jangan khawatir deh”, sambung Selva
“Iya, thanks ya guys... untung aja aku dapetin teman-teman yang baik seperti kalian”, ujar Momo dengan mata berbinar
“Eh, lihat tuh geng Cantique disudut kantin sana. Mereka cantik ya, tapi sayangnya covernya tak secantik isinya”, ujar Selva lagi
“Mereka teman sekelas kita kan?”, tanya Momo
“Iya”, jawab Ferdi singkat
“Lihat tuh, ternyata Renata lagi godain kakak kelas kita. Hahahaha...”, seru Selva sambil tertawa menyindir
“Siapa cowok itu Sel?”,
“Kak Raymond, cowok incaran setiap cewek sekolahan ini, tapi nggak temasuk aku yaaa”,
“Haha, emang setampan apa sih?”,
“Lebih tampan aku donk Mo”, sambung Ferdi
“Haha, ada-ada saja”, kata Momo
“Kalo kamu ganteng, pasti kamu punya cewek, Fer. Sekarang mana cewekmu?”, tanya Selva sambil menjulurkan lidah tanda mengejek
“Bentar lagi Momo jadi calonnya”, jawab Ferdi
“Haha, Ferdi katakan itu bercanda!!”, seru Momo sambil memukul keras Ferdi
“Kalo aku serius, gimana Mo?
“Ih, nyebelin deh Ferdi, udah jangan gombalin Momo, ntar ku tonjok mukamu loh”, ujar Selva dengan nada mengancam
“Yee, Sel, jangan cemburu dong”, kata Ferdi sambil beranjak pergi takut dipukul oleh Selva
“Huh! Dasar! Cowok suka gomba!”, ucap Selva dengan kesalnya
“Sudah ah, ayo kita masuk aja Sel, aku punya coklat di tas, banyak loh”, ajak Momo
“Sorry Mo, lagi diet”, Selva menjawab dengan wajah sedih
“Kalau gitu aku kekelas duluan ya, laper nih”, ujar Momo
“oke, ntar aku nyusul ya Mo”, ucap Selva
Momo kembali kekelasnya dan menyantap coklat-coklat dengan semangatnya. Mumpung tidak ada yang dikelas jadi ia tak perlu malu untuk makan coklat dengan porsi yang banyak. Tak lebih dari sepuluh menit Selva datang menemui Momo dengan wajah kesal dan keriput.
“Kenapa wajah kamu nyusut gitu, Sel?”,
“Tau nggak, barusan aku dari mading, Mo. Tau kan kakak kelas kita si Raymond itu, murahan banget ya cowok kayak dia, masa nyari cewek aja kayak mau nyari orang buat jadi karyawan perusahaan!! Uh!! Kesal aku”, kata Selva sambil mengerutkan keningnya
“Lucu ya, aku pengen lihat mading deh, temenin yuk Sel”, ajak Momo
“Emangnya Momo mau daftar jadi cowoknya Raymond?” tanya Selva sambil cekikikan
“Coba ja deh”, kata Momo sambil berjalan keluar dari kelas
Saat Momo melihat papan mading yang sangat ramai dikerumuni cewek-cewek  terdapat selebaran berita aneh berisi :
Dicari cewek cantik dengan tinggi 165 cm ke atas, kurus, tinggi, putih, cantik pastinya, rambut panjang, gaul, oke, pinter, dan seksi. Persiapkan syarat-syaratnya seperti pas poto dengan gaya bebas 3x6 sebanyak 1 lembar, fotokopi KTP 2 lembar dan tuliskan biodata selengka-lengkapnya. Bagi yang berminat menjadi pacar RAYMOND BAUTISTA segera daftar secepatnya!! Pendaftaran paling lambat 2 hari dari sekarang. Pengumpulan formulir di kelas 3 IPS 1. Terima kasih !!! by : Panitia
“Pupus deh harapan kamu Mo”, ujar Selva dengan nada datar
“Momo harus bisa!!”, jawab Momo dengan lantang dan sungguh-sungguh
“Maksunya bisa apa Mo?”, tanya Selva masih dengan mata melongo ke mading, sementara Momo telah menghilang dari sisinya.
Ternyata diam-diam Momo menyukai Raymond, kakak kelas yang paling eksis namun masih jomblo. Selva yang mengetahui hal itu tertawa terbahak-bahak dan membujuk Momo untuk mundur dari niatnya. Impossible bagi Selva, namun possible bagi Momo. Niat Momo yang sungguh-sungguh ingin mendaftar menjadi calon pacar Raymond terdengar oleh Ferdi. Ada rasa ketidaksetujuan Ferdi atas tindakan Momo. Selain tidak mungkin bisa dan hanya membuang waktu, Ferdi juga melarang Selva membantu Momo untuk mengikuti lamaran murat-marit itu.
“Kalian ini apa-apaan sih? Aku nggak setuju kalau Momo ikutan yang begituan!!”, ujar Ferdi kesal
“Emang kenapa? Kamu bukan siapa-siapanya Momo, Fer”, kata Selva
“Aku tau Sel, tapi please lah, larang Momo untuk ikut, bisa-bisa jadi bahan ejekan loh Sel”, bujuk Ferdi
“Tuh Momo dateng, bilang aja sendiri sama orangnya”, seru Selva
“Hei, Sel, Fer.. kok nggak ngajak aku kesini sih?”, ujar Momo dengan coklat ditangan kanan dan keju ditangan kiri
“Mo, kata Ferdi kamu nggak boleh ikut daftar jadi ceweknya kak Raymond”, kata Selva nyerocos
“Bukan gitu juga maksud aku Sel”, ujar Ferdi
“Salah ya Fer? Salah kalau aku cari cinta? Salah karena aku gendut? Jelek? Gak seksi? Gak punya tubuh langsing dan mudah dibawa kemana-mana?”, seru Momo dengan nada hampir menangis
“Nggak gitu maksud aku Mo, niatku baik kok, bukan mau ngejek kekurangan kamu, aku juga punya kekurangan Mo”, ujar Ferdi memelas
“Terserah! Kamu jahat Fer!”, Momo pergi meninggalkan Selva dan Ferdi menuju kamar kecil sambil menangis
“Momo!! Sorry Mo.. maafin kita”, seru Selva sambil mengejar Momo
Ferdi merasa bersalah karena mungkin kata-katanya menyindir dan menyakiti hati Momo. Selva gagal membujuk Momo karena Momo sangat marah besar dan telah tersakiti duluan. Pertama kalinya Momo marah karena disindir mengenai fisiknya. Saat pendaftaran terakhir, Momo dengan berani dan Pdnya datang kekelas 3 IPS 1 mengantarkan dokumen persyaratan untuk diseleksi oleh panitia yang sebenarnya adalah anak buah Raymond. Seperti biasa Momo ditertawai dan yang ada disana ia hanya mendapat cacian dari kakak kelasnya.
“Heh gendut! Nyadar dong. Lu itu cuman ngabisin kertas doang, sebelum diseleksi aja lu dah terbuang... hahaha, liat ni persyaratan lu dah gue sobek!”, seru salah seorang kakak kelas
“iya, gak tau diri nih cewek!! Mana mungkin si Raymond milih elu! Dasar bego!”, sambung temannya yang lain
“Ada apa nih ribut-ribut?”, Raymond muncul tiba-tiba dibelakang Momodan hati serta tangannya tiba-tiba gemetar dan dingin saat pujaan hatinya muncul dibelakangnya. Tapi saat itu Raymond juga menertawai Momo dan hanya menyuruhnya untuk berbalik dan angkat kaki dari tempat itu. Sungguh sakit dan sedih hatinya ditambah lagi geng Cantique yang melabrak dan menjegal kaki Momo dengan sengaja hingga terjatuh. Sakit tak seberapa tapi malunya luar biasa. Memang benar kata Ferdi, Momo hanya jadi bahan ejekan saja apabila meneruskan niatnya itu. Saat dirumah, Momo memaksa orantuanya untuk melakukan sesuatu agar Momo bisa kurus, cantik dan seksi. Otomatis Papaa dan Mama Momo tekejut dengan ucapan anak semata wayangnya itu.
“Yang bener aja sayang? Tumben kamu mau kurus”, tanya Mama
“Pokoknya aku mau operasi plastik!! Titik!!”, tukas Momo sambil berlari menuju lantai atas kamarnya
Mamanya langsung menghubungi Selva, teman dekat Momo untu mencari tau apa yang sebenarnya terjadi. Mamanya sangat terkejut Momo ternyata menyukai kakak kelasnya dan ingin mengikuti persyaratan yang diajukan. Karena rasa sayang orangtuanya kepada Momo, akhirnya ia diperbolehkan untuk operasi plastik dan segera berangkat ke Korea untuk menjalani operasi selama 6 bulan lamanya walaupun itu dilakukan orantuanya dengan berat hati. Resiko yang ditanggung sangat besar. Sekolahnya ditinggalkan dan dapat diurus seketika. Siapapun tak tau kemana perginya Momo sebab orangtuanya merahasiakan rencana pengoperasian Momo. Selva dan Ferdi merasa sangat bersalah kepada Momo, mereka mengira bahwa Momo pindah sekolah lagi atau kembali ke Lomdon. Mereka sangat merindukan Momo. Sementara itu, Raymond telah mendapatkan cewek yang diincarnya, tapi sayang sekali cewek itu dicampakkan begitu saja karena Raymond memang terkenal sebagai playboy cap singa.
Hari, minggu, dan bulan berlalu. Tidak ada yang percaya bahwa operasi plastik seluruh tubuh Momo berhasil. Kini tidak ada lagi si gendut bakpao, yang ada hanya cewek tinggi, kurus, cantik, seksi dan menawan. Layaknya putri yang turun dari surga mengunjungi bumi yang sedang rapuh. Momo kembali ke sekolah, tapi tidak ada seorangpun yang kenal bahwa itu adalah Momo yang dulu. Momo kini mengubah namanya menjadi Cindi. Seluruh sekolah takjub dengan kecantikannya, dan terdengar sampai ke telinga Raymond, kakak kelas Momo yang diidamkannya. Geng Cantique pun kalah cantiknya dengan Cindi. Namun mereka takut untuk melabraknya sebab saat rencana jahat Renata ingin diluncurkan, pengawal Momo dengan sigap mengawal Momo layaknya putri raja kemana saja, jadi tek seorangpun yang dapat mengganggunya. Sama seperti dulu, ia ditempatkan duduk disamping Selva. Selva tak seramah dan tak seceria dulu. Kemanapun Selva pergi Cindi alias Momo selalu mengikutinya. Suatu ketika Cindi bertanya kepada Selva, mengapa ia terlihat murung setiap harinya.
“Dulu, kami bertiga. Kemana-mana selalu aja bertiga. Momo, temanku yang lucu, bikin gemes, imut-imut, entah kemana perginya. Dia meninggalkan sekolah ini begitu saja sejak kejadian itu menimpanya”, kata Selva sambil mengelap air matanya yang mengalir
“Kejadian apa?”
“Dulu, dia selalu jadi bahan ejekan, karena dia gendut. Untuk menjadi pacar kak Raymond, akhirnya dia Cuma jadi bahan olokan aja”,
“Lalu?”,
“Ferdi... pergi juga meninggalkan sekolah ini. Meninggalkan aku juga. Hiks... kenapa sahabatku pergi semua?”, seru Selva dengan tangis yang menjadi-jadi
“Ferdi siapa? Apa ada hubungannya dengan kepergian Momo?”,
“Iya, dia merasa bersalah. Entah apa yang dirasa dihatinya. Dia mencintai Momo pada pandangan pertama”,
“Apa???”, seru Cindi dengan sangat terkejut lahir dan batin
“Kenapa kamu kaget ?”,
“Gak apa-apa. Teruskanlah ceritamu”,
“Yah, tak lama sejak kepergian Momo, Ferdi putus asa dan akhirnya...”, Selva tak melanjutkan ceritanya. Ia menangis sejadi-jadinya, tak kuasa menahan kesedihan yang membara menyelimuti hatinya saat ini.
“Sel, tenang Sel...”, hibur Cindi
“Hiks... Waktu dia pulang sekolah, dia saat itu bawa motor. Yang ada dipikirannya terus adalah Momo, Momo, dan Momo. Cinta pertamanya telah dibuatnya kecewa, dan pergi tanpa jejak. Siapa yang nggak hancur coba?? Kemudian, bus itu menabraknya, Cin... Huhuhuhu ...”,
Cindi alias Momo saat itu juga tak kuasa menahan aliran air mata yang membasahi pipinya. Ia telah menyianyiakan cinta tulus seorang Ferdi. Cinta yang tidak memandang wajah dan rupa. Selva yang saat itu datang pada pemakaman Ferdi diberikan buku harian oleh Mamanya sebagai kenang-kenangan. Setiap lembaran tertulis nama Momo, dan betapa inginnya Ferdi agar Momo memiliki rasa yang sama. Yang Ferdi inginkan hanyalah Momo yang gendut, imut-imut dan lucu. Tak lebih dan tak kurang. Tak memandang seberapa gendut Momo. Itulah cinta sejati Ferdi. Penyesalan memang datangnya selalu belakangan. Momo yang dibutakan cinta buram kini hanya dapat menangisi kepergian Ferdi dan cintanya diatas batu nissan.