dulu, aq punya pacar.. pacar pertama, namanya "D"
dia jahat kali. aq benci sm dia, dia memang cowok gak tau malu, gak tau diuntung. aq bodoh kali soal cinta waktu itu, dia menipu ku habis-habisan.
nembak semua cewek digerejaku dibelakangku..
karna kami backstreet, jadi gak ad org yg tau,
padahal mukak dia jeleknya minta ampu, macam monyet!!!
apalagi mulutnya itu besar lebar macam buaya..
memang busuk kali hatimu itu yaa..
sampek sekarang benciku sm mu susah kali hilangnya.. ill feel liat kau
kau dah kusumpahi !!!
ga akan ada cewek yg mau sma kau!! semua cewek bakalan nyesal kenal sm kau.,
ingat masih ad hukum alam.
adekmu yg cewek juga ada. mudah-mudahan adekmu ngerasain apa yg kurasain ini..
mukak kau lah, benci kali aq!! monyetlah kau :/
cerpen cinta 100 kg
Kamis, 30 Mei 2013
Senin, 27 Mei 2013
puisi sengsara kota yang dasyat
Sengsara Kota Yang Dasyat
Karya : Ira Novita Situmorang
Sungguh pudar emas itu
Batu-batu suci terbuang disudut-sudut jalan
Anak-anak yang berharga dianggap belanga-belanga pecah
Anak-anak mengemis roti dan tak satupun memberi
Lidah bayi-bayi melekat pada langit-langit karena hausnya
Dulunya makan sambil duduk layaknya raja
Sekarang mati terkapar di jalan-jalan
Yang biasa duduk diatas bantalan-bantalan berbulu
Sekarang terbaring ditimbunan sampah-sampah busuk
Kedurjanaan kota itu melebihi kota Sodom
Pemimpin-pemimpin munafik lebih bersih dari salju lebih putih dari susu
Tubuhnya dihiasi batu-batu saphira
Sekarang rupa mereka lebih hitam daripada jelaga
Mereka tak dikenal dijalan-jalankulit mereka menyatu pada tulang-tulang
Mengering seperti kayu
Lebih bahagia mereka yang gugur karena pedang daripada mereka yang tewas karena lapar
Tuhan telah melepaskan segenap amarahNya, mencurahkan murkaNya yang menyala-nyala
Mereka berlari seperti orang buta dijalan-jalan kota
Dicemari darah dan dosa
Tuhan tak mau lagi memandang mereka
Karena merekalah yang memilihnya
Memilih untuk berkhianat pada Tuhan, memilih dunia daripada surga
Tuhan telah turun tangan hingga mereka merasakan neraka dunia
Begitulah kota yang menderita sengsara dan tersiksa
Rabu, 22 Mei 2013
contoh cerpen
Cinta 101 kg
Karya : Ira Novita Situmorang
London
yang begitu indah harus ditinggalkan Momo dan keluarganya untuk pindah dan
menetap di Indonesia, tepatnya dikota Yogyakarta. Tak lupa Momo membawa cemilan
sebanyak satu kantungan plastik berukuran jumbo, sekotak susu coklat,
buah-buahan, sejenis coklat dan permen-permen ala Inggris. Papa dan Mama Momo
adalah pembisnis sukses yang telah berhasil menanam saham perusahaan terbesar
di Indonesia. Anak semata wayang keluarga Bintaro ini telah dibesarkan selama
17 tahun di Inggris, namun tak lupa keluarganya memberi Momo les tambahan
Bahasa Indonesia agar apabila mereka kembali ke tanah kelahiran bahasa ibu
tidak kewalahan lagi. Sesampainya dirumah mewah yang telah dibeli oleh Papanya,
Momo langsung dibantu oleh tiga orang pembantunya yaitu Mbok Inem, Paijon, dan
Mas Ngul untuk mengangkati barang-barang yang berada di bagasi mobilnya.
Mamanya memberi nama Momo sebab dari kecil ia sangat gendut dan imut-imut.
Sampai sekarang ukuran badannya tetap saja gendut. Cewek dengan berat badan 101
kg ini memiliki sifat yang baik, suka menolong dan peduli terhadap orang yang
kesusahan. Namun, sayangnya ia mudah terpengaruh dan gampang ditipuin. Besok
Momo akan bertemu dengan teman-teman barunya di SMA Negeri 3 Yogyakarta, dan
segala sesuatu untuk menghadapi hari esok telah dipersiapkan. Terlihat penuh
isi tas Momo dengan cemilan dan coklat-coklat dari Inggris. Papa dan Mamanya
sudah tak tau lagi bagaimana mereka melarang Momo agar mengurangi porsi makan
dan cemilannya, sebab terlalu banyak makan juga dapat menimbulkan berbagai
penyakit. Momo hanya diam saja ketika orangtuanya menasehatinya karena setiap
hari itu-itu saja perkataan yang keluar dari mulut mereka. Kasih sayang dari
orangtuanya sangat kurang dirasakan oleh Momo karena mereka pergi pagi pulang
juga pagi. Momo selalu merasa kesepian dan membutuhkan perhatian lebih sebagai
seorang anak.
Setibanya
di sekolah baru, Momo memasuki kelas barunya di kelas 2 IPS 1. Momo lebih
memilih jurusan IPS sebab ia nantinya ingin menjadi seorang manager. Saat Momo dipersilahkan masuk,
kelas yang semula tenang kini menjadi hiruk pikuk dan kedengaran
bisikan-bisikan kecil dan cekikikan. Momo sudah dapat menebak apa yang mereka
bicarakan, sudah pasti mereka menertawai ukuran tubuh Momo yang sangat besar,
tak cocok untuk ukuran anak sebayanya. Ibu Rita yang pada saat itu mengajar
bahasa Inggris mempersilahkan Momo masuk kedalam kelas untuk memperkenalkan
diri terlebih dulu.
“Tolong
kamu perkenalkan diri terlebih dahulu kepada teman-teman di kelas ini”, kata Bu
Rita
“Baik
bu, teman-teman, perkenalkan nama saya Monica Graciela Bintaro. Panggil saja
Momo. Saya berasal dari London, Inggris dan pindah ke Indonesia karena
pekerjaan orangtua saya. Saya aslinya Indonesia juga teman-teman”, seru Momo
sambil memberikan senyum
“Kok
dari Inggris gendut amat sih”, kata seorang teman kelasnya sambil tertawa-tawa.
Seluruh isi kelas menertawai Momo, tapi tak membuatnya berkecil hati apalagi
tersinggung.
“Sudah,
sudah anak-anak. Kalian tidak boleh mengejek Momo. Momo, silahkan kamu duduk di
pojok kanan ya, dekat Selva”, ujar Bu Rita seraya mengantarkan Momo ketempat
duduknya.
“Baiklah
anak-anak, ada rapat mendadak guru-guru saat ini, jadi ibu tidak bisa
melanjutkan pelajaran. Ibu harap tidak ada yang ribut, kerjakan latihan halaman
6. Kalau tidak mengerti artinya, cari di kamus. Bisa ibu tinggal kan?”, tanya
Bu Rita
“Bisa
Bu...”, jawab siswa-siswi serempak
“Baiklah,
selamat pagi”, ucap Bu Rita sambil pergi meninggalkan kelas.
Dari
sudut Momo memperhatikan orang-orang yang ada dalam kelas satu persatu. Mereka
sangat cantik-cantik dengan body
layaknya seorang model, putih dan rambutnya hitam panjang. Berbeda dengan
dirinya yang gendut, keriting, untung saja wajahnya sedikit manis, kalau tidak
bisa-bisa Momo menjadi bakpau teman-temannya setiap hari. Teman sebangku Momo
baik hati dan tidak suka mengejek, ia juga bersikap dewasa dan tidak
memilah-milih teman. Siapa saja ia temani, Selva namanya. Tapi, didalam kelas
terdapat kelompok-kelompok pembeda, yang kaya, cantik, dan fashionable. Nama geng itu adalah Cantique dengan ketuanya Renata
dan dua anak buahnya Felisa dan Andine. Mereka mejadi primadona disekolah itu
dengan gaya dan kecantikan tiada tanding. Sebenarnya mereka saja yang ngaku-ngaku
paling cantik disekolah, walaupun masih banyak yang lebih cantik. Kalaupun ada
yang lebih cantik, pasti geng Cantique segera melabrak dan membuat kapok cewek
cantik itu sehingga tak tahan dan keluar dari sekolah itu. Begitulah sekolah
yang diduduki Momo, aneh tapi nyata. Mereka bukannya mengejar ilmu malah
mencari ketenaran. Tapi, semua sudah terlanjur dan Momo harus menjalaninya
dengan semangat.
Saat
disekolah, Selva mengenalkan Ferdi sekelasnya juga teman baiknya kepada Momo.
Ferdi merasa senang dengan Momo sebab Momo itu imut-imut dan membuat gemes
setiap orang yang melihatnya. Pipinya yang tebal seperti bakapo itu ingin
sekali dicubit dan diremas-remas oleh Ferdi, tapi hanya senyum ramah yang dapat
diberikannya kepada Momo seraya ia mengulurkan tangan untuk berkenalan.
“Kamu
kenapa balik lagi ke Indonesia, Mo?”, tanya Ferdi
“Orangtua
aku punya saham disini, trus dikembangkan deh. Mereka dulunya di London juga
punya bisnis, tapi ditinggalin karena teman Papaku buat masalah yang bikin
perusahaan Papa pailit”, jawab Momo dengan nada sedih
“Oh,
gitu. Sabar ya Mo... bersyukur aja sama Tuhan, mungkin ini jalan yang tebaik
buat keluarga kamu”,hibur Ferdi
“Iya
Mo, lagian orangtua kamu kan ada bisnis lagi disini, jangan khawatir deh”,
sambung Selva
“Iya,
thanks ya guys... untung aja aku
dapetin teman-teman yang baik seperti kalian”, ujar Momo dengan mata berbinar
“Eh,
lihat tuh geng Cantique disudut kantin sana. Mereka cantik ya, tapi sayangnya
covernya tak secantik isinya”, ujar Selva lagi
“Mereka
teman sekelas kita kan?”, tanya Momo
“Iya”,
jawab Ferdi singkat
“Lihat
tuh, ternyata Renata lagi godain kakak kelas kita. Hahahaha...”, seru Selva
sambil tertawa menyindir
“Siapa
cowok itu Sel?”,
“Kak
Raymond, cowok incaran setiap cewek sekolahan ini, tapi nggak temasuk aku
yaaa”,
“Haha,
emang setampan apa sih?”,
“Lebih
tampan aku donk Mo”, sambung Ferdi
“Haha,
ada-ada saja”, kata Momo
“Kalo
kamu ganteng, pasti kamu punya cewek, Fer. Sekarang mana cewekmu?”, tanya Selva
sambil menjulurkan lidah tanda mengejek
“Bentar
lagi Momo jadi calonnya”, jawab Ferdi
“Haha,
Ferdi katakan itu bercanda!!”, seru Momo sambil memukul keras Ferdi
“Kalo
aku serius, gimana Mo?
“Ih,
nyebelin deh Ferdi, udah jangan gombalin Momo, ntar ku tonjok mukamu loh”, ujar
Selva dengan nada mengancam
“Yee,
Sel, jangan cemburu dong”, kata Ferdi sambil beranjak pergi takut dipukul oleh
Selva
“Huh!
Dasar! Cowok suka gomba!”, ucap Selva dengan kesalnya
“Sudah
ah, ayo kita masuk aja Sel, aku punya coklat di tas, banyak loh”, ajak Momo
“Sorry
Mo, lagi diet”, Selva menjawab dengan wajah sedih
“Kalau
gitu aku kekelas duluan ya, laper nih”, ujar Momo
“oke,
ntar aku nyusul ya Mo”, ucap Selva
Momo
kembali kekelasnya dan menyantap coklat-coklat dengan semangatnya. Mumpung
tidak ada yang dikelas jadi ia tak perlu malu untuk makan coklat dengan porsi
yang banyak. Tak lebih dari sepuluh menit Selva datang menemui Momo dengan
wajah kesal dan keriput.
“Kenapa
wajah kamu nyusut gitu, Sel?”,
“Tau
nggak, barusan aku dari mading, Mo. Tau kan kakak kelas kita si Raymond itu,
murahan banget ya cowok kayak dia, masa nyari cewek aja kayak mau nyari orang
buat jadi karyawan perusahaan!! Uh!! Kesal aku”, kata Selva sambil mengerutkan
keningnya
“Lucu
ya, aku pengen lihat mading deh, temenin yuk Sel”, ajak Momo
“Emangnya
Momo mau daftar jadi cowoknya Raymond?” tanya Selva sambil cekikikan
“Coba
ja deh”, kata Momo sambil berjalan keluar dari kelas
Saat
Momo melihat papan mading yang sangat ramai dikerumuni cewek-cewek terdapat selebaran berita aneh berisi :
Dicari cewek cantik
dengan tinggi 165 cm ke atas, kurus, tinggi, putih, cantik pastinya, rambut
panjang, gaul, oke, pinter, dan seksi. Persiapkan syarat-syaratnya seperti pas
poto dengan gaya bebas 3x6 sebanyak 1 lembar, fotokopi KTP 2 lembar dan
tuliskan biodata selengka-lengkapnya. Bagi yang berminat menjadi pacar RAYMOND
BAUTISTA segera daftar secepatnya!! Pendaftaran paling lambat 2 hari dari
sekarang. Pengumpulan formulir di kelas 3 IPS 1. Terima kasih !!! by : Panitia
“Pupus
deh harapan kamu Mo”, ujar Selva dengan nada datar
“Momo
harus bisa!!”, jawab Momo dengan lantang dan sungguh-sungguh
“Maksunya
bisa apa Mo?”, tanya Selva masih dengan mata melongo ke mading, sementara Momo
telah menghilang dari sisinya.
Ternyata
diam-diam Momo menyukai Raymond, kakak kelas yang paling eksis namun masih
jomblo. Selva yang mengetahui hal itu tertawa terbahak-bahak dan membujuk Momo
untuk mundur dari niatnya. Impossible
bagi Selva, namun possible bagi Momo.
Niat Momo yang sungguh-sungguh ingin mendaftar menjadi calon pacar Raymond terdengar
oleh Ferdi. Ada rasa ketidaksetujuan Ferdi atas tindakan Momo. Selain tidak
mungkin bisa dan hanya membuang waktu, Ferdi juga melarang Selva membantu Momo
untuk mengikuti lamaran murat-marit itu.
“Kalian
ini apa-apaan sih? Aku nggak setuju kalau Momo ikutan yang begituan!!”, ujar
Ferdi kesal
“Emang
kenapa? Kamu bukan siapa-siapanya Momo, Fer”, kata Selva
“Aku
tau Sel, tapi please lah, larang Momo untuk ikut, bisa-bisa jadi bahan ejekan
loh Sel”, bujuk Ferdi
“Tuh
Momo dateng, bilang aja sendiri sama orangnya”, seru Selva
“Hei,
Sel, Fer.. kok nggak ngajak aku kesini sih?”, ujar Momo dengan coklat ditangan
kanan dan keju ditangan kiri
“Mo,
kata Ferdi kamu nggak boleh ikut daftar jadi ceweknya kak Raymond”, kata Selva
nyerocos
“Bukan
gitu juga maksud aku Sel”, ujar Ferdi
“Salah
ya Fer? Salah kalau aku cari cinta? Salah karena aku gendut? Jelek? Gak seksi?
Gak punya tubuh langsing dan mudah dibawa kemana-mana?”, seru Momo dengan nada
hampir menangis
“Nggak
gitu maksud aku Mo, niatku baik kok, bukan mau ngejek kekurangan kamu, aku juga
punya kekurangan Mo”, ujar Ferdi memelas
“Terserah!
Kamu jahat Fer!”, Momo pergi meninggalkan Selva dan Ferdi menuju kamar kecil
sambil menangis
“Momo!!
Sorry Mo.. maafin kita”, seru Selva sambil mengejar Momo
Ferdi
merasa bersalah karena mungkin kata-katanya menyindir dan menyakiti hati Momo.
Selva gagal membujuk Momo karena Momo sangat marah besar dan telah tersakiti
duluan. Pertama kalinya Momo marah karena disindir mengenai fisiknya. Saat
pendaftaran terakhir, Momo dengan berani dan Pdnya datang kekelas 3 IPS 1
mengantarkan dokumen persyaratan untuk diseleksi oleh panitia yang sebenarnya
adalah anak buah Raymond. Seperti biasa Momo ditertawai dan yang ada disana ia
hanya mendapat cacian dari kakak kelasnya.
“Heh
gendut! Nyadar dong. Lu itu cuman ngabisin kertas doang, sebelum diseleksi aja
lu dah terbuang... hahaha, liat ni persyaratan lu dah gue sobek!”, seru salah
seorang kakak kelas
“iya,
gak tau diri nih cewek!! Mana mungkin si Raymond milih elu! Dasar bego!”,
sambung temannya yang lain
“Ada
apa nih ribut-ribut?”, Raymond muncul tiba-tiba dibelakang Momodan hati serta
tangannya tiba-tiba gemetar dan dingin saat pujaan hatinya muncul
dibelakangnya. Tapi saat itu Raymond juga menertawai Momo dan hanya menyuruhnya
untuk berbalik dan angkat kaki dari tempat itu. Sungguh sakit dan sedih hatinya
ditambah lagi geng Cantique yang melabrak dan menjegal kaki Momo dengan sengaja
hingga terjatuh. Sakit tak seberapa tapi malunya luar biasa. Memang benar kata
Ferdi, Momo hanya jadi bahan ejekan saja apabila meneruskan niatnya itu. Saat
dirumah, Momo memaksa orantuanya untuk melakukan sesuatu agar Momo bisa kurus,
cantik dan seksi. Otomatis Papaa dan Mama Momo tekejut dengan ucapan anak
semata wayangnya itu.
“Yang
bener aja sayang? Tumben kamu mau kurus”, tanya Mama
“Pokoknya
aku mau operasi plastik!! Titik!!”, tukas Momo sambil berlari menuju lantai
atas kamarnya
Mamanya
langsung menghubungi Selva, teman dekat Momo untu mencari tau apa yang
sebenarnya terjadi. Mamanya sangat terkejut Momo ternyata menyukai kakak
kelasnya dan ingin mengikuti persyaratan yang diajukan. Karena rasa sayang
orangtuanya kepada Momo, akhirnya ia diperbolehkan untuk operasi plastik dan
segera berangkat ke Korea untuk menjalani operasi selama 6 bulan lamanya walaupun
itu dilakukan orantuanya dengan berat hati. Resiko yang ditanggung sangat besar.
Sekolahnya ditinggalkan dan dapat diurus seketika. Siapapun tak tau kemana
perginya Momo sebab orangtuanya merahasiakan rencana pengoperasian Momo. Selva
dan Ferdi merasa sangat bersalah kepada Momo, mereka mengira bahwa Momo pindah
sekolah lagi atau kembali ke Lomdon. Mereka sangat merindukan Momo. Sementara
itu, Raymond telah mendapatkan cewek yang diincarnya, tapi sayang sekali cewek
itu dicampakkan begitu saja karena Raymond memang terkenal sebagai playboy cap
singa.
Hari,
minggu, dan bulan berlalu. Tidak ada yang percaya bahwa operasi plastik seluruh
tubuh Momo berhasil. Kini tidak ada lagi si gendut bakpao, yang ada hanya cewek
tinggi, kurus, cantik, seksi dan menawan. Layaknya putri yang turun dari surga
mengunjungi bumi yang sedang rapuh. Momo kembali ke sekolah, tapi tidak ada
seorangpun yang kenal bahwa itu adalah Momo yang dulu. Momo kini mengubah
namanya menjadi Cindi. Seluruh sekolah takjub dengan kecantikannya, dan
terdengar sampai ke telinga Raymond, kakak kelas Momo yang diidamkannya. Geng
Cantique pun kalah cantiknya dengan Cindi. Namun mereka takut untuk melabraknya
sebab saat rencana jahat Renata ingin diluncurkan, pengawal Momo dengan sigap
mengawal Momo layaknya putri raja kemana saja, jadi tek seorangpun yang dapat
mengganggunya. Sama seperti dulu, ia ditempatkan duduk disamping Selva. Selva
tak seramah dan tak seceria dulu. Kemanapun Selva pergi Cindi alias Momo selalu
mengikutinya. Suatu ketika Cindi bertanya kepada Selva, mengapa ia terlihat
murung setiap harinya.
“Dulu,
kami bertiga. Kemana-mana selalu aja bertiga. Momo, temanku yang lucu, bikin
gemes, imut-imut, entah kemana perginya. Dia meninggalkan sekolah ini begitu
saja sejak kejadian itu menimpanya”, kata Selva sambil mengelap air matanya
yang mengalir
“Kejadian
apa?”
“Dulu,
dia selalu jadi bahan ejekan, karena dia gendut. Untuk menjadi pacar kak
Raymond, akhirnya dia Cuma jadi bahan olokan aja”,
“Lalu?”,
“Ferdi...
pergi juga meninggalkan sekolah ini. Meninggalkan aku juga. Hiks... kenapa
sahabatku pergi semua?”, seru Selva dengan tangis yang menjadi-jadi
“Ferdi
siapa? Apa ada hubungannya dengan kepergian Momo?”,
“Iya,
dia merasa bersalah. Entah apa yang dirasa dihatinya. Dia mencintai Momo pada
pandangan pertama”,
“Apa???”,
seru Cindi dengan sangat terkejut lahir dan batin
“Kenapa
kamu kaget ?”,
“Gak
apa-apa. Teruskanlah ceritamu”,
“Yah,
tak lama sejak kepergian Momo, Ferdi putus asa dan akhirnya...”, Selva tak
melanjutkan ceritanya. Ia menangis sejadi-jadinya, tak kuasa menahan kesedihan
yang membara menyelimuti hatinya saat ini.
“Sel,
tenang Sel...”, hibur Cindi
“Hiks...
Waktu dia pulang sekolah, dia saat itu bawa motor. Yang ada dipikirannya terus
adalah Momo, Momo, dan Momo. Cinta pertamanya telah dibuatnya kecewa, dan pergi
tanpa jejak. Siapa yang nggak hancur coba?? Kemudian, bus itu menabraknya,
Cin... Huhuhuhu ...”,
Cindi
alias Momo saat itu juga tak kuasa menahan aliran air mata yang membasahi
pipinya. Ia telah menyianyiakan cinta tulus seorang Ferdi. Cinta yang tidak
memandang wajah dan rupa. Selva yang saat itu datang pada pemakaman Ferdi
diberikan buku harian oleh Mamanya sebagai kenang-kenangan. Setiap lembaran
tertulis nama Momo, dan betapa inginnya Ferdi agar Momo memiliki rasa yang
sama. Yang Ferdi inginkan hanyalah Momo yang gendut, imut-imut dan lucu. Tak
lebih dan tak kurang. Tak memandang seberapa gendut Momo. Itulah cinta sejati
Ferdi. Penyesalan memang datangnya selalu belakangan. Momo yang dibutakan cinta
buram kini hanya dapat menangisi kepergian Ferdi dan cintanya diatas batu
nissan.
Langganan:
Postingan (Atom)